Proses
pembuatan kerajinan tekstil terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, proses
serat atau benang menjadi kain, lalu kain menjadi kerajinan tekstil, seperti
busana, tas, sarung bantal dan lain-lain, serta pewarnaan dan pemasangan
aksesori untuk suatu fungsi tertentu atau menambah nilai estetis atau keindahan
pada produk kerajinan tekstil yang dibuat.
Proses Pembuatan Kerajinan Tekstil
Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, seperti tampak pada
Bagan 1.3, terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, pembuatan serat/benang
menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun. Kedua, pembuatan
kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil. Terakhir, proses pemasangan
aksesoris atau finishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap
digunakan.
Proses pewarnaan dapat dilakukan pada serat/benang, pada kain
atau pada bagian akhir setelah kerajinan tekstil terbentuk. Pewarnaan pada
benang dilakukan dengan pencelupan serat/benang. Pada tekstil tanpa
motif/polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna, sedangkan
untuk menghasilkan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan menggunakan teknik
ikat dengan beberapa kali pewarnaan.
Pewarnaan pada kain/ tekstil dapat menggunakan teknik rintang
warna, seperti teknik batik atau jumputan, teknik print seperti cap, sablon, atau digital
printing serta teknik lukis.Dekorasi dapat dilakukan pada kain atau pada
produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan
aksesori untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil.
1. Teknik
Tenun
Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena
masih mengandalkan keterampilan tangan adalah teknik tenun. Teknik pembuatan
kain dengan mesin otomatis tidak termasuk dalam kerajinan.
Alat tenun gendong dengan benang lungsi tidak terputus
Kain tenun di
Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun gendong (benang
lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun) yang
digunakan di seluruh Indonesia, dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu
sebagai alat bantu tenun.
Alat Tenun Gendong dangan benang lungsin yang terputus
Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang
akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak
terputus untuk menghasilkan sarung (berbentuk tabung).
ATBM
(Alat Tenun Bukan Mesin)
Proses
teknik tenun adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan benang lungsin yang
panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan.
b. Memasang benang lungsin pada
cucukan
Benang lungsi yang sudah diwarnai dengan
teknik ikat celup untuk tenun ikat Flores
c. Menyiapkan benang pakan.
d. Penenunan
dilakukan dengan memasukkan benang pakan ke antara benang-benang lungsin.
Benang Lungsi dan Benang Pakan
2. Teknik Pewarnaan
Pada umumnya,
teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaaatkan proses celup
dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan
Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun.
Teknik
pewarnaan pada kain tenun adalah teknik
ikat celup. Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak lama di seluruh belahan
dunia. Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani sejak 906 s.d. 618 SM.
Pola digambarkan
pada benang
Teknik ini
berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain sutera yang
merupakan alat barter pada masa kejayaan Jalur Sutra, yaitu jalur yang
menghubungkan wilayah Cina ke Timur Tengah hingga ke Italia. Teknik pewarnaan
ikat terdiri atas ikat (hanya pada benang lungsin atau pakan) dan ikat ganda
(pewarnaan pada benang pakan dan lungsin).
Langkah
pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan. Langkah kedua adalah
menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan. Langkah ketiga adalah mengikat
bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan
rapih akan dapat menghalangi warna dengan baik.
Teknik ikat celup
Benang yang
sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Pewarnaan
dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah
pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian
yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai.
Benang yang
sudah diwarnai lalu dikeringkan. Setelah kering, benang lungsin dipasang pada
alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting.
Kelenting dan kelenting dalam Teropong
Selain teknik pewarnaan ikat celup
pada benang tenun, ada pula teknik rintang warna dengan menggunakan lilin/malam, yaitu teknik batik. Pada masa
Kerajaan Majapahit, teknik batik diaplikasikan di atas daun lontar.
Setelah diperkenalkan material kain
dari serat katun, sebagai pengganti serat alam lainnya yang lebih kasar, teknik
batik mulai diaplikasikan di atas kain katun. Kain batik, semula hanya
dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan kerajaan, namun teknik tersebut mulai
dikenal masyarakat di luar keraton dari para pengrajin batik.
Lambat laun kegiatan membatik menjadi
mata pencaharian masyarakat sekitar kerajaan
Proses teknik batik adalah sebagai
berikut :
a) Membuat sketsa motif
batik pada kain polos.
b) Menyiapkan alat dan
bahan seperti malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut fasilitas
pendukung lainnya.
Aneka canting Aneka cap batik
c) Memanaskan malam
pada kompor batik sampai 60*C.
d) Dengan menggunakan
canting (untuk batik tulis) atau cap alumunium (untuk batik cap), mengambil
malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan.
Cap batik alumunium
e) Menentukan warna celup.
f) Mencelup kain batik sesuai dengan
warna yang telah ditentukan.
Proses membatik dengan canting
g) Melorod (melepaskan malam) dengan cara merebus kain pada air
mendidih, dibilas dan diangin-angin.
Proses
pewarnaan dan melorod
h) Untuk proses pewarnaan lebih
daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar dengan cating atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah
warna.
3. Teknik Membentuk
Kerajinan Tekstil
Produk
kerajinan tekstil sangat beragam. Namun, secara umum, pembentukan kerajinan
tekstil dilakukan dengan memotong dan menyambung bahan. Pemotongan diawali
dengan penggambaran pola sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan
tekstil yang dirancang.
Pemotongan
dilakukan dengan menggunakan gunting khusus kain, untuk kemudahan pemotongan
dan menghasilkan potongan yang rapi. Ingatlah selalu untuk memotong bahan
sedikit lebih besar daripada pola, untuk memberikan ruang penyambungan.
Penyambungan
bahan dapat dilakukan dengan teknik jahit, manual, teknik jahit dengan menggunakan
mesin jahit, dan penggunaan lem. Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan
untuk kebutuhan tertentu saja, misalnya penempelan aksesori dengan syarat kain
atau bahan tekstil cukup tebal atau rapat dan lem cukup kental sehingga lem
tidak menembus kain.
Memanfaatkan Gluegun untuk
pembuatan kerajinan dari bahan tekstil
4.Teknik
Dekorasi
Teknik dekorasi diantaranya adalah sulam dan bordir. Sulam
sudah menjadi bagian dari tekstil Indonesia sejak abad ke-16 Masehi. Dekorasi
sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahka benang emas dan
manik-manik kaca (cermuk), contohnya
seperti kain Tapis Lampung.
Karya Kerajinan Tekstil Tapis Lampung
Kain Tapis bagi masyarakat Lampung melambangkan kesucian dan
dipercaya dapat melindungi penggunanya dari segala bentuk sifat buruk manusia.
Secara garis besar, corak dan warna kain Tapis menunjukkan kebesaran Sang
Pencipta Alam.
Suku adat di wilayah Lampung yang menghasilkan dan
mengembangkan kain Tapis ini adalah suku Pepadun. Sebelumnya, kain Tapis yang
berlapis benang emas ini merupakan pakaian wanita dari daeerah Liwa, Kenali,
dan Talar Padang. Tapis banyak digunakan baik oleh pria dan wanita sebagai kain
sarung yang dikanakan pada upacara adat .
Misalnya, kain Tapis Jung Sarat digunakan oleh pengantin
wanita pada upacara perkawinan adat. Kain Tapis
Tuho dikenakan seorang istri yang mengantar suaminya mengambil gelar sutan.
Kain Tapis Lampung ini kaya akan ragam warna dan corak, hasil akulturasi budaya
yang datang ke wilayah Lampung, di antaranya kebudayaan Dongson, Hindu, Budha,
Islam, Eropa, dan Cina.
Karya Kerajinan Tekstil Bordir Padang,
Sumatera Barat
dikenal dekorasi juga
dilakukan dengan memanfaatkan teknik bordir, yaitu teknik sulam yang dikerjakan
dengan bantuan mesin jahit modifikasi. Beberapa daerah di Indonesia dikenal
dengan kerajinan sulam dan bordirnya, yaitu Tasikmalaya, Sumatra Barat,
Gorontalo, Aceh, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Karya Kerajinan tekstil Bordir Tasik, Jawa Barat
Proses sulam atau Bordir adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan kain yang
akan disulam atau dibordir
b. Menentukan pola
sulam/bordir atau motif atau ragam hias.
Sulam Gayo Aceh
c. Menjiplak pada
kertas minyak dengan menggunakan spidol atau balpoin.
d. Menjiplak ke atas
kain dengan menggunakan kertas karbon.
e. Menyiapkan kain pada gelang ram
atau pamidangan dengan meregangkan kain sampai ketegangan maksimum.
f. Kain siap untuk disulam atau
dikerjakan dengan teknik bordir.
Teknik bordir dengan mengunakan mesin jahit
Sumber : Buku Pelajaran PKWU SMU Kelas X